Thursday, February 19, 2009

Rupiah Terhempas ke 12.075

Aksi para investor untuk membeli obligasi korporasi Amerika Serikat membuat likuditas dolar di pasar makin ketat yang membuat rupiah terpuruk hingga di atas Rp 12 ribu. Pada transaksi spot pasar uang antarbank di Jakarta, Rabu (18/2) rupiah ditutup kembali melemah 200 poin menjadi Rp 12.075
dari posisi sehari sebelumnya yang berada di level Rp 11.875 per dolar AS.
Diler valuta asing dari Bank Resona Perdania, Muhammad Fauzi Halim mengungkapkan para pelaku pasar global melihat adanya potensi keuntungan yang lebih besar dan lebih aman berinvestasi di obligasi korporasi AS yang resikonya kecil.
Hal itu lebih baik ketimbang berinvestasi di negara yang mata uangnya menawarkan imbal hasil tinggi tetapi dengan resiko yang besar pula. Investor pun lebih memilih untuk memburu obligasi korporasi AS karena harganya saat ini dianggap sangat murah.
Menurut Fauzi, dana talangan dari pemerintah AS yang tak kuncung cair, serta persyaratan yang ketat serta dianggap terlalu mahal bagi korporasi, membuat mereka memilih menjual obligasi yang dimilikinya ke pasar agar cepat mendapatkan uang dan biayanya lebih murah.
Mereka menjual obligasinya karena butuh modal agar usahanya tetap berjalan. “Diobralnya obligasi korporasi AS ini membuat likuditas dolar semakin ketat,” ujar Fauzi.
Dengan tersedotnya dolar kembali ke Amerika membuat dolar masih akan cenderung terapresiasi terhadap mata uang global. "Rupiah pun juga terkena imbasnya sehingga jatuh diatas 12 ribu," kata Fauzi, memaparkan.
Bank Indonesia sepertinya juga tidak melakukan intervensi secara ketat dan melepas dolarnya kepasar untuk menjaga rupiah di kisaran antara 11.950 hingga 12.050 per dolar.
Dengan makin memburuknya resesi ekonomi kawasan Eropa serta Asia membuat para pelaku pasar lebih percaya diri untuk memegang dolar dari pada mata uang lokal. "Ini yang membuat mata uang regional kembali terdepresiasi terhadap dolar AS," tutur dia.
Fauzi memprediksikan rupiah pada Kamis (19/2) akan ditransaksikan di kisaran antara Rp 11.900 hingga Rp 12.100 per dolar AS.


Sumber : Koran Tempo

No comments:

Post a Comment