Sunday, March 1, 2009

Borobudur Candi Termegah

Hi… sobat-sobat Travelingzone, minggu lalu Saya sudah memaparkan bagaimana menariknya pariwisata di Kota Gudeg Yogyakarta, mungkin anda telah membaca tulisan saya “Yuk Kita Berkunjung ke Kota Gudeg Yogyakarata”, mudah-mudahan tulisan mengenai Yogyakarta tersebut bisa mengubah pandangan anda tentang Yogyakarta atau mungkin anda sudah membuat rencana untuk berkunjung kesana.

Nah, kali ini saya ingin meberi informasi secara spesific mengenai salah satu obyek wisata yang Cukup terkenal di Yogyakarta, bukan hanya di kenal oleh wisatawan Inodnesia, tetapi sudah dikenal luas di kalangan wisatawan Manca Negara.

Ada yang masih belum pernah mendengar tentang Borobudur….? Saya yakin sebagian besar dari pembaca pernah mendegar cerita atau gambar mengenai Borobudur. Mungkin tulisan ini bisa menambah sedikit pengetahuan anda mengenai Can di terbesar abad ke 9 ini. Candi Borobudur adalah candi Budha yang memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha yang terbuat dari batu. Ribuan bahkan jutaan orang pernah berkunjung ke candi termegah ini dan masih ribuan atau bahkan jutaan orang lagi yang mengharapkan untuk dapat mengunjungi bangunan bersejarah yang termasuk dalam salah satu keajaiban dunia ini. Sangat masuk akal karena dilihat dari nilai sejarah dan bentuk bangunan yang sangat menarik, membuat oang mendambakan untuk bisa datang ke sana.

Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, beliau adalah salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Menurut catatan di prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya menerangkan bahwa Candi Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun pada tanggal 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Menurut keterangan Borobudur berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara menurut keterangan yang lain Borobudur bisa diartikan biara yang terletak di tempat tinggi.

Arsitektur borobudur sangat menarik perhatian para pengunjung karena berbentuk bangunannya yang berundak terdiri dari 10 tingkat. Dengan tinggi bangunan 42 meter sebelum direnovasi dan setlah dilakukan renovasi tinggi bangunannya menjadi 34,5 meter, karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.

Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.

Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).

Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES mengajak anda untuk mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.

Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "The Lamp for the Path to Enlightenment" atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.
Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa

candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.

Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, wajar bila banyak orang dari segala penjuru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, anda juga bisa berkeliling ke desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga membuat kerajinan. Anda juga bisa pergi ke puncak watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas. Tunggu apa lagi? Tak perlu khawatir gempa 27 Mei 2006, karena Borobudur tidak terkena dampaknya sama sekali

Nah… setelah membaca cerita ini, mungkin anda mulai berfikir untuk berkunjung ke Candi Borobudur....

No comments:

Post a Comment